Laman

Minggu, 21 April 2013

Pertemuan Ke-8 : Merek Dagang dan Konsep Nilai Pemasaran Jasa Pendidikan

Pertemuan Ke 8, Pada 15 April 2013, bertempat di DS.307 FIP UNJ. Pertemuan kali ini di isi oleh presentasi kelompok kami yaitu kelompok 6 yang beranggotakan Heri Irawan, Dicky Ramadhan, Wisnu Diputra dan saya sendiri Panji Wisnu. Kami memepresentasikan tentang "Merek Dagang dan Konsep Nilai Pemasaran Jasa Pendidikan". 

Dalam mempelajari tentang membuat merek (brand) kita harus mengetahui apa itu merek? merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau desain, atau kombinasi dari semua itu, yang sengaja dibuat untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual, dan untuk membedakan mereka dari milik pesaingnya. 


Fungsi brand adalah (1) sebagai aspek pembeda di pasar dengan produk lainnya, (2) sebagai alat promosi untuk mengingatkan konsumen, (3) untuk membangun kepercayaan sebagai jaminan mutu barang dan jasa, (4) untuk mensupport penjualan. 

Dalam menentukan merek ada beberapa aspek yang perlu di perhatikan yaitu (1) nama terang, (2) tempat, (3) mutu, (4) gaya hidup, (5) menyatakan sesuatu mengenai manfaat produk, (6) menyatakan mutu produk seperti tindakan atau warna, (7) mudah diucapkan,di ingat dan di kenal, (8) harus menarik perhatian, (9) harus tidak mengandung arti buruk dalam bahasa lain. 

Keberhasilan pemasar dalam mengelola mereknya terkait dengan sebuah istilah yang selalu disebut dengan pembahasan merek, yaitu brand equity. Brand equity adalah nilai yang dimiliki oleh sebuah merek, dan tinggi rendahnya ekuiti ini ditentukan oleh sejauh mana konsumen (1) akan mengenalnya sebuah merek (brand awareness), (2) loyal untuk selalu membeli merek tersebut (brand loyalty), (3) kesesuaian mutu yang diharapkan (perceived quality), (4) asosiasi tentang satu hal dengan merek tersebut (strong association), (5) konsistensi merek dengan, misalnya mutu, ketahanan, dan lain-lain. (6) berbagai nilai lainnya seperti legalisasi yang dimiliki (patern/trademark, dan hubungan dengan saluran/sponsor). 

Ada 4 strategi dalam merek. keempat strategi ini diturunkan dengan melihat aspek kategori produk dan nama merek, yaitu : (1) Line Extension adalah pengembangan produk yang menggunakan merek yang sama untuk kategori yang sama. Misalnya rokok A Mild, dikembangkan dengan berbagai cita rasa baru, ukuran, dan warna kemasan. ada A Mild yang rasa menthol, ada A Mild kemasan 12 dan 1 batang. (2) Brand Extension adalah pengembangan produk baru, dalam kategori yang baru, tetapi menggunakan brand lama. Misalnya pepsodent memproduksi berbagai kategori baru dengan merek yang sama seperti pepsodent untuk pasta gigi, sikat gigi, dan obat kumur. (3) Multibrand adalah pengembangan dilakukan untuk kategori yang sama, namun dengan brand yang berbeda. Misalnya Unilever, dalam pengembangan kategori diterjen menggunakan merek Rinso dan Surf. (4) New Brand adalah pengembangan yang menggunakan nama merek baru, untuk sebuah kategori baru. misalnya, produsen makanan biskuit, Danone, membuat produk kategori lain yaitu air mineral, dengan merek Aqua.

Konsep nilai adalah selisih antara nilai pelanggan total dan biaya pelanggan total. Nilai pelanggan total adalah sekumpulan manfaat yang diharapkan oleh pelanggan dari produk atau jasa tertentu. Nilai biaya total adalah sekumpulan biaya yang diharapkan oleh konsumen yang dikeluarkan untuk mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan, dan membuang produk atau jasa. 

Tidak ada komentar: